Langit masih sama cerahnya dengan hari-hari kemarin
Bahkan kini ia semakin menunjukkan kegagahannya.
Mata memicing, gigi meringis keringat mungucur
Mencoba bersahabat dengan silaunya matahari yang seolah sedang tertawa kegirangan.
Namun semua itu tiada berarti
Tetap saja ia tidak peduli
Tak seorangpun yang sanggup memandang wajahnya walau sedetik...
Sejenak muncul awan kelabu berarak-arakan
Mulai memberikan sedikit keteduhan
Sebaris senyuman mulai bermunculan
Diwajah para pengguna jalan.
Seolah awan mendung ini memberi harapan
Akan turunnya hujan di hamparan sengitnya kemarau panjang.
Secuil kebahagiaan turut berkecambah
Menantikan sesuatu yang telah lama didamba
Namun sesaat saja senyum dan kebahagiaan itu memudar
Manakala sengatan matahari kembali mengusir keteduhan.
Kini aku kembali meragukan
Apakah aku benar-benar bisa menuaruh harapan
Kepada awan mendung tak bergerimis
Yang sebentar saja sudah hilang dari pandangan?
Aku masih merenungkan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar