Disini sedang turun hujan deras. Aku sangat suka hujan. Sejenak pikiranku melayang ke sebuah waktu dimana aku pernah mencintaimu. Rasanya indah sekali saat itu. Setiap hari menerima sms darimu. Setiap hari kau datang kerumahku, walau hanya sekilas untuk melihat wajahku. Tak dapat kulukiskan indahnya rasa itu. Benar kata orang, Jatuh cinta itu... berjuta rasanya. Seperti sedang berada ditengah hamparan taman bunga, warna-warni pun semerbak mewangi. Senyum-senyum sendiri setiap hari karna ada namamu dihati. Rindu ini juga adalah milikmu saat itu. Kekuatan yang aneh terjadi. Jantung seolah ingin berlari hanya dengan mendengar suara motormu di halaman rumah berhenti.
Apa kau sengaja menyiksa jantungku? Aku bahkan tidak tau apakah kau merasakan yang sama saat itu.
Namun tiba-tiba saja waktu seolah hilang entah kemana. Aku tak tau apakah aku harus menyalahkan waktu atas semua ini - atau mungkin..KAMU?
Kemana kamu pergi? Kau seolah hilang ditelan waktu. Aku tak pernah lagi mendengar beritamu. Jangankan suaramu, aku seolah sedang mengharapkan mujizat untuk menerima sms-mu.
Jadi, apakah aku harus menyalahkan waktu atau KAMU?
Sekarang kau muncul lagi, tidak dihadapanku, tapi dilayar ponselku. Kau menyapaku setiap pagi, percakapan tak bisa berhenti hampir sepanjang hari. Aku seolah mulai terbiasa.
Kuakui senyumku melengkung setiap kali kau menyapa. Tapi apa arti semua itu?
Aku tau kau merindukanku setiap hari. Kau tidak perlu menyangkal atau menjawab karna itu bukan pertanyaan. Lagipula aku mengenalmu. Jelas sekali kau merindukanku. Aku tau persis bagaimana rasanya menanggung rasa rindu yang sudah puluhan tahun dibendung tapi tak bisa bermuara ketempat dimana rindu itu seharusnya berlabuh.
Rasanya seperti kutukan. Rasanya seperti dipenjara. Rasanya seperti berada di dasar samudera yang dalam. Deep Ocean. Aku jadi teringat saat tiba-tiba kau muncul lagi dan memintaku untuk pulang ke kampung halamanku, agar kau bisa bertemu denganku. Aku merasa bahwa cerita kita saat itu seperti cerita yang ada di lagu "OCEAN DEEP". (Kau bisa mendengarkannya di link ini:
https://youtu.be/RozwmAmKw1Q , (cari liryc nya di google, copy-paste lewat google translate kalau kau tidak bisa memahami).
Maaf, aku terbawa ke masa lalu yang tidak bisa kulupakan.
Tapi kau perlu tau bahwa aku sudah terbiasa dengan semua itu, dan aku tidak lagi merasakan sakit karnanya. Luka yang dulu meradang kini sudah menutup.
Luka itu sudah sembuh, walau bekasnya tidak akan pernah hilang.
Aku mohon, berhentilah menyiksa jantungku. Aku mohon jangan gores lagi lukaku. Karna kau juga akan merasakan luka yang sama denganku. Sekalipun kita membiusnya terlebih dahulu, tetap saja akan terasa sakit setelah pengaruh biusnya sudah hilang.
Aku hanya tidak ingin kita terluka lagi. Aku tidak ingin kau melukaiku dan aku melukaimu.
Jangan khawatir. Kita masih tetap berteman sampai kita tua.
Tunggu dulu.
Apa kau masih mencintaiku?
Apa kau sengaja menyiksa jantungku? Aku bahkan tidak tau apakah kau merasakan yang sama saat itu.
Namun tiba-tiba saja waktu seolah hilang entah kemana. Aku tak tau apakah aku harus menyalahkan waktu atas semua ini - atau mungkin..KAMU?
Kemana kamu pergi? Kau seolah hilang ditelan waktu. Aku tak pernah lagi mendengar beritamu. Jangankan suaramu, aku seolah sedang mengharapkan mujizat untuk menerima sms-mu.
Jadi, apakah aku harus menyalahkan waktu atau KAMU?
Sekarang kau muncul lagi, tidak dihadapanku, tapi dilayar ponselku. Kau menyapaku setiap pagi, percakapan tak bisa berhenti hampir sepanjang hari. Aku seolah mulai terbiasa.
Kuakui senyumku melengkung setiap kali kau menyapa. Tapi apa arti semua itu?
Aku tau kau merindukanku setiap hari. Kau tidak perlu menyangkal atau menjawab karna itu bukan pertanyaan. Lagipula aku mengenalmu. Jelas sekali kau merindukanku. Aku tau persis bagaimana rasanya menanggung rasa rindu yang sudah puluhan tahun dibendung tapi tak bisa bermuara ketempat dimana rindu itu seharusnya berlabuh.
Rasanya seperti kutukan. Rasanya seperti dipenjara. Rasanya seperti berada di dasar samudera yang dalam. Deep Ocean. Aku jadi teringat saat tiba-tiba kau muncul lagi dan memintaku untuk pulang ke kampung halamanku, agar kau bisa bertemu denganku. Aku merasa bahwa cerita kita saat itu seperti cerita yang ada di lagu "OCEAN DEEP". (Kau bisa mendengarkannya di link ini:
https://youtu.be/RozwmAmKw1Q , (cari liryc nya di google, copy-paste lewat google translate kalau kau tidak bisa memahami).
Maaf, aku terbawa ke masa lalu yang tidak bisa kulupakan.
Tapi kau perlu tau bahwa aku sudah terbiasa dengan semua itu, dan aku tidak lagi merasakan sakit karnanya. Luka yang dulu meradang kini sudah menutup.
Luka itu sudah sembuh, walau bekasnya tidak akan pernah hilang.
Aku mohon, berhentilah menyiksa jantungku. Aku mohon jangan gores lagi lukaku. Karna kau juga akan merasakan luka yang sama denganku. Sekalipun kita membiusnya terlebih dahulu, tetap saja akan terasa sakit setelah pengaruh biusnya sudah hilang.
Aku hanya tidak ingin kita terluka lagi. Aku tidak ingin kau melukaiku dan aku melukaimu.
Jangan khawatir. Kita masih tetap berteman sampai kita tua.
Tunggu dulu.
Apa kau masih mencintaiku?
